Berita Samosir

Puisi Sitor Situmorang, Danau Toba Harus Mendunia

Medan, SIMARMATA.or.id – Sebait puisi berjudul Tatahan Pesan Bunda, karya Sitor Situmorang, sastrawan angkatan 1945 ini mengandung makna tersendiri terhadap Danau Toba. Danau terbesar di Asia Tenggara itu dituliskannya sebagai danau perkasa. Puisi yang dibuat di Paris ini pun cukup melegenda, begitulah cara Sitor mengenalkan tanah kelahirannya kepada dunia. Danau Toba memang pantas dikatakan danau perkasa.

Danau seluas 1.130 kilometer (km) ini memiliki magnet sejarah yang luar biasa. Danau vulkanik terbesar di dunia ini tidak hanya memiliki warisan geologi, namun juga warisan budaya serta keindahan alam yang menakjubkan. Dengan ketinggian hampir 1 Km di atas permukaan laut dan dikelilingi deretan gunung berapi yang merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan membuat Danau Toba sejuk dan indah.

Di sebelah danau terdapat flora dan fauna yang menarik, keberadaannya seperti sebuah laut yang berada di tengah daratan. Keberadaan danau dengan panjang mencapai 87 Km dan lebar 27 Km ini seharusnya masuk dalam Global Geopark Network (GGN) United Nations Educational, Scintific and Cultural Organization (UNESCO). Tidak beda halnya dengan Gunung Batur di Bali, Gunung Masurai di Jambi dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat yang sudah lebih dulu diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dunia.

Saat ini, Danau Toba juga sedang diupayakan menjadi salah satu tujuan wisata bertaraf internasional sebagai situs warisan dunia dengan keanekaragaman geologi, hayati serta budaya. Namun, untuk mengintegrasikan pengelolaan warisan geologi dengan warisan budaya dari suatu wilayah untuk tiga tujuan utama yakni konservasi, edukasi dan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan GGN UNESCO bukanlah hal mudah.

Apalagi, kondisi Danau Toba saat ini sudah jauh mengalami degradasi. Hal inilah yang menyebabkan kegagalan Geopark Kaldera Toba masuk dalam GGN UNESCO tahun lalu. Melihat dahsyatnya warisan geologi dan budaya yang menjadi magnet story , seharusnya Danau Toba mampu mendunia, menjadi destinasi wisata internasional yang dikunjungi wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Namun hal itu belum terwujud karena masih banyaknya kendala yang harus dihadapi. Mulai dari infrasktruktur jalan, sehingga harus menghabiskan waktu tempuh 4-5 jam dari Medan menuju Parapat. Selain itu, kualitas air danau yang tercemar dan mulai mengalami pendangkalan, tata ruang di sekitar danau yang tidak teratur, dan belum terjalinnya sinergitas yang baik antara pemerintah pusat, provinsi, serta tujuh kabupaten/kota penyangga Danau Toba.

Pemerintah saat ini tengah berupaya untuk menjadikan Danau Toba Go International menuju Sumut PATEN. Presiden RI Joko Widodo telah mencanangkan bahwa sektor pariwisata harus dikembangkan sebagai penggerak perekonomian nasional. Untuk itu, harus dilakukan percepatan pembangunan pada 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia, salah satunya Danau Toba.

Keseriusan ini pun ditunjukkan Presiden yang langsung mengunjungi Danau Toba bersama para menterinya untuk mencari solusi mempercepat pengembangan Danau Toba. Pemerintah pusat juga telah mencanangkan Danau Toba sebagai The Monaco of Asia.

Tentu hal ini juga bukan tanpa alasan, karena Danau Toba memiliki sejarah geologi yang luar biasa hingga warisan budaya serta panorama alam yang menakjubkan. Bahkan, Danau Toba bisa lebih dari Monaco. Sebab, luas wilayah Monaco hanya 2,02 km dengan jumlah penduduk sekitar 37.000 orang.

Namun, negara yang berada di dalam Prancis bagian Selatan ini mampu meraih pendapatan sebesar USD30.000 per tahun, meski tidak memiliki sumber daya alam apapun, tidak memiliki bandara sama sekali dan hanya mengandalkan sektor pariwisata untuk mendatangkan wisatawan.

Pemerintah pusat juga telah berkomitmen dan mengeluarkan kebijakan pengelolaan Danau Toba secara terpadu sebagai upaya yang dapat mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas.

Mengingat kawasan tersebut juga berada di 7 kabupaten/kota di Sumut sehingga pemerintah membentuk Badan Otorita Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Danau Toba dengan tujuan agar kawasan Danau Toba dapat terkelola dengan baik di bawah satu lembaga. Investasi pengembangan Danau Toba tahap I pun akan digelontorkan sebesar Rp20 triliun dari pemerintah dan swasta serta melakukan percepatan regulasi penunjang berupa perpres untuk mengatur hal tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, telah menyatakan siap bersama dengan tujuh kabupaten/kota di Sumut untuk mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi wisata prioritas di Indonesia. Apalagi perhatian pemerintah terutama Presiden sangat luar biasa untuk mempercepat pengembangan Danau Toba.

Erry a telah meminta keseriusan dari masing-masing daerah di sekitar Danau Toba untuk memasukkan anggaran pengembangan kawasan Danau Toba dalam APBD serta melakukan pembenahan tata ruang daerah. Komitmen yang kuat untuk menduniakan Danau Toba sudah saatnya dilakukan tidak hanya oleh pemerintah pusat, Pemprov Sumut, dan tujuh kabupaten/kota, namun juga harus mendapat dukungan dari stakeholder dan peran serta masyarakat.

Sinergitas harus terbangun sehingga tidak lagi muncul egosentral dari masing-masing daerah yang berada di Danau Toba. Sudah saatnya Sumut harus mengejar ketertinggalan dari daerah lain, dan mulai membangun bona pasogit. Seperti puisi Sitor yang mengungkapkan kalau Danau toba merupakan danau perkasa agaknya sudah saatnya Danau Toba harus mendunia. (lia/sin)

Janner Simarmata

Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom. (C.SP., C.BMC., C.DMP., C.PI., C.PKIR., C.SF., C.PDM., C.SEM., C.COM., C.SI., C.SY., C.STMI INT'l., CBPA., C.WI.) Humas DPP Punguan Pomparan Ompu Simataraja Raja Simarmata Dohot Boruna Se Indonesia, di mana sebelumnya adalah Ketua Bidang Infokom DPP diperiode kepengurusan tahun 2008-2012, 2012-2016 dan 2016-2023. Dia juga yang mengelola website SIMARMATA.OR.ID sejak tahun 2008-2022, kini diangkat menjadi Dewan Pakar DPP.

Artikel terkait

Back to top button