Ikan Nila Asin Usaha Rumah Tangga Warga Samosir
Parapat, 1/5 (LintasMedan) – Hari cerah dengan terik matahari yang begitu menyengat seakan tidak dihiraukan Ria Boru Limbong yang terus asyik membalik-balik ikan nila asin yang sedang dijemurnya.
Dua tempat penjemuran yang terbuat dari kayu telah terisi penuh ikan-ikan nila yang telah dibelah. Menurut ibu dua anak ini jika hari cerah secara terus menerus, tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk mengeringkannya hingga siap untuk dijual.
Ikan nila asin yang sudah kering siap untuk dijual ke pedagang pengepul. Belum pernah ikan asin yang diolahnya tidak laku, justru sebaliknya permintaan yang tinggi, berapapun produksi selalu cepat terjual
“Ikan asin yang telah kering langsung dibawa ke pedagang pengepul dengan harga Rp 18.000 perkilogramnya,” katanya, pekan kemarin.
Tempat tinggalnya di Huta Pangambatan, Desa Tomok tidak jauh dari daerah wisata dan akses jalan yang relatif baik, membuat harga jual ikan asin lebih baik dari desa-desa yang relatif lebih jauh.
Misalnya, di Desa Sirungkungon, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Tobasa yang hanya bisa dilalui dengan transportasi air, harga jual ikan nila asin olahan ibu rumah tangga tersebut lebih murah, yakni Rp. 15.000 per kilogramnya. Begitupun, dari usaha tersebut, ibu rumah tangga pengolah ikan nila asin mampu mengantongi pendapatan berkisar 1.500.000 s/d Rp 2 juta per bulannya.
Ada sekitar 100 keluarga yang mengolah ikan nila asin di lima lokasi project pembesaran Aquafarm Toba. Saat ini, pengolahan ikan nila asin, merupakan usaha rumah tangga yang paling favorit di desa-desa sekitar project pembesaran Toba. Di samping proses pengolahannya yang sederhana, bahan bakunya diperoleh secara gratis dari PT Aquafarm Nusantara. Proses pengolahannya yakni membersihkan ikan nila yang akan diasin, kemudian direbus dengan air garam, lalu dijemur hingga kering dan dijual ke pedagang pengepul.
Ikan nila layak asin yang diberikan gratis untuk warga sekitar adalah hasil sanitasi. Proses sanitasi kerambah jaring apung (KJA), diantaranya adalah mengangkut ikan mati. Ikan mati yang masih layak inilah yang diolah ibu-ibu sekitar menjadi ikan nila asin. Sementara bangkai yang telah membusuk digunakan warga sebagai pakan ternak. Sisanya diolah menjadi bahan baku kompos di unit pengolahan limbah.
Sumber: Lintas Medan