Prof Tualar Simarmata Terpilih Sebagai 10 Inovator Terbaik Indonesia
Jatinangor, SIMARMATA.or.id – Guru Besar Fakultas Pertanian yang juga Direktur Inovasi, Korporasi Akademik, dan Usaha Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Tualar Simarmata Ir MS, terpilih sebagai salah satu dari 10 Inovator Terbaik Indonesia dalam Kompetisi Inovasi Nasional yang digelar Tangerang Selatan Global Innovation Forum (NIC-TGIF) 2016, September lalu.
Prof Tualar bersama 9 inovator lainnya terpilih berdasarkan inovasi penelitian untuk mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia. Dalam kompetisi tersebut, Prof Tualar meraih penghargaan atas usahanya dalam mengembangkan “Inovasi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik” (IPATBO).
“Ini adalah kompetisi yang terdiri dari beberapa kategori yang menunjang program keberlanjutan secara nasional,” ujar Prof Tualar, seperti dikutip dari laman: unpad.ac.id, kemarin.
Teknologi IPATBO telah dikembangkan Prof Tualar sejak 2006. Teknologi ini merupakan inovasi teknologi produksi padi terpadu melalui restorasi kesuburan lahan sawah. Proses tersebut menggunakan teknik tanam kembar (twin seedling). Teknik ini, menurutnya, akan menghemat bibit, menghemat penggunaan air, serta memanfaatkan pupuk berbasis organik dan hayati (biomelioran).
Berbasis organik, inovasi ini menggunakan kompos jerami sebagai sumber nutrisi mikroba tanah yang mampu meningkatkan kualitas lahan dalam waktu singkat. Kualitas ini tentu saja berbeda jika menggunakan pupuk anorganik. Meski mampu meningkatkan produktivitas padi, di sisi lain pupuk anorganik berdampak negatif terhadap tanah dan memicu percepatan degradasi tanah.
“Permasalahan Indonesia adalah bagaimana mewujudukan ketahanan pangan. Di sisi lain, tanah kita sudah semakin ‘capek’, produktivitas berkurang, air berkurang, maka kita rancang teknologi hemat air berbasis organik untuk meningkatkan produktivitas sekaligus memulihkan kesuburan lahan secara berkelanjutan,” papar Prof. Tualar yang juga pakar Bioteknologi Tanah.
Hasil dari teknologi IPATBO ialah mampu mengurangi penggunaan air hingga 35 persen, mengurangi pemakaian pupuk anorganik sebesar 25 persen, serta menghemat bibit hingga 50 persen. IPATBO juga mampu menaikkan produktivitas lahan sampai dua kali lipat.
Prof Tualar mengatakan, teknologi ini telah diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Pada aktivitas akademik, sampai saat ini, penelitian terkait IPATBO ini telah menghasilkan 4 orang doktor dan banyak menghasilkan lulusan magister dan sarjana.
Ia sendiri telah banyak melakukan penelitian di bidang pertanian. Dari hasil penelitian tersebut, ia telah mendapatkan beragam hak paten untuk produk penelitiannya. Selain mendapatkan paten, produk tersebut telah diproduksi massal melalui kerja sama dengan industri.