Berita Umum

Danau Toba Butuh Standar Hijau

JAKARTA- Usaha pengembangan pariwisata di Kawasan danau Toba dapat dikembangkan dengan fokus pada ecotourism, culture tourism dan adventure tourism. Namun, tanpa standar hijau, ungkapan Kawasan Danau Toba sebagai sekeping surga di tanah Sumatera akan hancur berantakan. Industri wisata seolah hanya angan belaka. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Umum Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) Maruap Siahaan kepada Bergelora.com di Jakarta, Minggu (29/3).

“Hal ini sangat memerlukan dukungan pelestarian alam hutan dan lingkungan kawasan Danau Toba. Konservasi lingkungan ini mutlak perlu, semua sepakat untuk pembangunan Kawasan Danau Toba ke depan lebih mengacu pada standar hijau,” ujarnya.

Dalam audiensi Pengurus Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) ke Kementerian Pariwisata RI, Selasa, (26/3) lalu disepakati adanya kemitraan strategis dan kritis antara YPDT dan Direktur Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata RI untuk pengembangan tujuan wisata Danau Toba dan sekitarnya.
Dalam pertemuan tersebut YPDT dipimpin oleh Ketua Umum Drs. Maruap Siahaan, MBA, dan Sekretaris Umum Drs. Andaru Satnyoto, MSi, dengan sejumlah Ketua Departemen Pengurus YPDT mengadakan diskusi yang intensif dengan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dadang Rizki Ratman, dam Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Drs. Lokkot Ahmad Enda Siregar, MM.

Mengingat penting dan luasnya cakupan program, disepakati diskusi akan terus dilanjutkan dalam focus group discussion (FGD) dengan agenda dan fokus program tertentu.

“Pertemuan menyepakati bahwa upaya pengembangan wisata Danau Toba harus memerlukan kerja bersama semua stakeholder dan dengan kerja yang holistik komprehensif,” jelasnya.

Ada lima stakeholder yang perlu terus bekerjasama dalam mendukung keberhasilan industri wisata yaitu akademisi, bisnis, pemerintah, media dan komunitas masyarakat baik komunitas lokal kawasan wisata maupun kelompok pemerhati dan kelompok pressure group seperti YPDT saat ini.

Pada kesempatan pertemuan ini, YPDT juga menyampaikan pokok pemikiran terkait pengembangan wisata di Kawasan Danau Toba yang perlu menekankan pariwisata berbasis masyarakat dan terintegrasi antar kabupaten di Kawasan Danau Toba.

YPDT melihat bahwa pengembangan pariwisata di Kawasan Danau Toba harus terintegrasi dan menyeluruh serta tidak bisa hanya parsial. Untuk itu diperlukan adanya blue print pengembangan pariwisata kawasan Danau Toba.

Dalam pertemuan ini juga disepakati perlunya peningkatan target optimis kunjungan wisata dalam 5 tahun ke depan mencapai 5 juta orang, yang berarti 1 juta orang per tahun atau sekurangnya 2 juta orang setara 400 ribu orang per tahun. Posisi kunjungan wisata kawasan Danau Toba saat ini adalah berkisar 240 ribu orang per tahun.

Janner Simarmata

Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom. (C.SP., C.BMC., C.DMP., C.PI., C.PKIR., C.SF., C.PDM., C.SEM., C.COM., C.SI., C.SY., C.STMI INT'l., CBPA., C.WI.) Humas DPP Punguan Pomparan Ompu Simataraja Raja Simarmata Dohot Boruna Se Indonesia, di mana sebelumnya adalah Ketua Bidang Infokom DPP diperiode kepengurusan tahun 2008-2012, 2012-2016 dan 2016-2023. Dia juga yang mengelola website SIMARMATA.OR.ID sejak tahun 2008-2022, kini diangkat menjadi Dewan Pakar DPP.

Artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button