Tangisan Ibu Intan Marbun : Aku Mau Anakku Bangun, Menghapus Air Mataku

Samarinda, SIMARMATA.or.id – Bocah kecil itu kini telah tiada. Ya, Intan Olivia Marbun korban bom molotov di Halaman Gereja Oikumene, Samarinda, menghembuskan nafas terakhirnya usai luka bakar yang cukup parah dideritanya.
Kepergian Intan membuat kedua orang tuanya tak henti menangis. Tiap tetesan air mata, seolah mewakili tiap kata duka yang ingin mereka utarakan. Keluarga tak sanggup membendung rasa duka saat pukul 04.00 Wita, pihak Rumah Sakit Awsyahranie menyatakan bahwa balita berusia 2,5 tahun itu dinyatakan meninggal dunia.
Tidak akan ada lagi tawa ceria dan kaki mungil berlari riang yang akan menghiasi rumah pasangan Anggiat Manuppak (43) dan Diana Susan Sinaga (32) yang beralamat di Jalan Jati 3, Blok M, RT 27, Nomor 70, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir tersebut.
Diana, sang ibunda, tak kuasa membendung air mata setiap menatap wajah penuh luka bakar, yang kini terbujur kaku tanpa senyuman di dalam peti keabadiannya.
“Aku mau anakku bangun membuka matanya. Menghapus air mataku. Aku sudah lelah menangis. Banyak orang yang mencintai dia, mengapa begitu cepat pergi?” ucap Diana meracau.
Dalam terbata-bata, Diana menuturkan bahwa tidak ada mendapat firasat mengenai anak semata wayangnya tersebut. Beberapa menit sebelum kejadian, Intan masih dalam pangkuannya saat sedang berdoa. Lalu Intan berkata ingin bermain di luar bersama teman sebayanya.
Tidak berselang lama, saat akan penyerahan pergantian ibadah, terdengar dentuman keras dari teras. Dan saat berlari keluar, di balik api yang tengah membakar setengah tubuhnya tubuh kecil Intan berlari entah ingin menemui siapa.
“Sebelum ke gereja anakku sempat menari kecil di depanku dan sambil berkata mama, aku cantik kan?” suara Diana Parau dan nyaris tak terdengar sambil terus menangis.
Intan akan dikebumikan pada hari ini pada pukul 13.00 Wita. Di Putak, Loa Duri.
Tak terhitung jumlah pelawat yang berdatangan di rumah bercat kuning tersebut tiap menitnya. Bahkan melalui DPD Pospera Kaltim, Presiden Jokowi Dodo menyampaikan rasa belasungkawa yang sebesar-besarnya.
Jumitar Napitupulu selaku Ketua Kota DPD Pospera Kaltim menuturkan, Presiden telah menyatakan bahwa musibah yang menimpa 4 balita tak berdosa yang akhirnya menyebabkan kematian bagi Intan telah menjadi duka nasional. Jokowi pun mengatakan akan memberikan sumbangsih bagi semua korban pengeboman pada Minggu (13/11) lalu tersebut.
“Presiden menyatakan bahwa dalam kasus ini murni kriminalitas, tidak ada unsur kepercayaan untuk membuat perpecahan. Jadi, diharapkan masyarakat tetap tenang. Biarlah proses hukum yang berjalan. Jangan sampai berkepanjangan dan menjadi masalah yang semakin besar,” tutur Jumitar kepada awak media ini.
Tidak hanya itu, melalui Kapolsekta Samarinda Seberang Staf Kepresidenan beserta jajarannya pun mengirimkan karangan bunga untuk gadis kecil yang telah tenang di pangkuan malaikat tersebut.
Sementara itu, Kapolda kalimantan Timur, Irjen Pol. Saparudin saat melakukan pertemuan di kantor Gubernur Kaltim menyatakan bahwa Kaltim memang telah menjadi zona merah kriminalitas.
“Saya berharap, semua aparat dan masyarakat tidak hanya menjadi pemadam saat sudah terjadi musibah. Meskipun begitu, tingkatkan kewaspadaan. Kita rawan teroris, rawan narkoba, tetapi seumpama bom, kita tahu itu berbahaya dan rawan, tetapi kita tidak pernah tahu kapan akan meledak,” jelas Saparudin.
Untuk jenis bom yang digunakan pelaku, Saparudin mengaku belum bisa memastikan. Karena masih diselidiki.
“Saya berharap semua media tidak cepat berasumsi mengenai jenis bom yang digunakan pelaku. Kami masih menyelidiki. Pelaku yang diamankan ada satu orang, dan saksi ada 19 orang. Saat semua sudah jelas, saya akan menyampaikan secara terbuka,” tandasnya.