Kegiatan DPP SimarmataKepemudaanPendidikan dan Pengembangan SDM

#saveFlorentinaSimarmata: Kami Selalu Ada Bersamamu dan Jangan Kau Bersedih

Bandung, SIMARMATA.or.id – Kisah sedih datang dari Nagori (desa) Siatasan Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara adalah Florentina Simarmata (15), gadis yatim piatu.

Awal tahun 2000-an, ibunya meninggal di Pangkal Pinang, tak lama setelah adiknya lahir.
Sepeninggal ibunya boru Sinambela, ayahnya menikah lagi, tapi tahun 2013 lalu ayah meninggal, sedangkan Ibu (tirinya) kabur ninggalin aku sama adek. Makanya kami jadi tinggal sama nenek,” ucap Floren panggilan akrabnya dengan matanya yang kian sembab.

“Nggak lama adik lahir, ibu ninggal,” sebut Florentina dengan meneteskan air mata.
Bahkan Floren mengaku tidak mengetahui persis seperti apa kematian ibunya, bahkan ia tidak dapat menggambarkan bentuk wajah ibunya saat tersenyum. Cerita soal ibunya ia hanya mendengar dari kisah sang nenek.

“Soalnya aku masih kecil, jadi nggak ingat bagaimana kematian ibu. Aku taunya karena diceritakan nenek,” lanjutnya.

Sepeninggal ayah dan ibunya yang telah pergi mangahadap Sang Ilahi, Florentina tinggal bersama neneknya boru Situmorang yang kini telah berusia 60 tahun, juga adiknya, Horas Simarmata (13) yang menyandang disabilitas (berkebutuhan khusus), tak bisa bicara dan berjalan.

“Kalau adik sendiri saja di rumah, soalnya adik nggak bisa jalan dan bicara,” ucap Florentina.

Tapi mau gimana lagi, intinya bisa terus sekolah. Saat di sekolah, Florentina selalu menghabiskan waktunya di dalam kelas saat lonceng istirahat berbunyi. Itu dilakukannya karena ia tak punya uang. Rasa lapar selalu menghampirinya setiap hari.

Setiap harinya Floren harus bangun pagi pukul 04.00 lalu berangkat ke Sekolah pukul 04.30, dari rumah menuju sekolahnya di SMPN 2 Tiga Dolok berjarak 8 kilometer dan ia baru bisa makan pukul 16.00 sore setiba di rumah.

“Ini sudah aku lakoni selama tiga tahun, mulai dari kelas 1 (SMP) hingga kelas 3 SMP dan kemarin baru usai menjalani UN,” ucapnya sedih.

Belum lagi saat hujan mengguyur ketika dia akan pulang sekolah, Florentina hanya bisa berteduh di teras rumah pinggir jalan karena gerbang sekolah harus ditutup. Ia hanya bisa memandangi teman-temannya yang naik angkutan umum atau dijemput ayah mereka, sesekali tatapannya mengarah ke langit, berharap hujan segera reda.

Saat itu terjadi, hatinya selalu memikirkan adiknya yang pasti kelaparan, itu karena adiknya hanya tinggal sendiri di rumah sebab neneknya ke ladang. Karena itu, terkadang Florentina harus menerobos guyuran hujan, melewati jalanan kupak-kapik dengan sepatu usangnya. Kerikil tajam itu kadang tak ia perdulikan lagi kala tepat menancap telapak kakinya.

Sepulang dari ladang, Florentina masih harus menjalani kesibukannya yang lain. Memasak, mencuci piring, membersihkan rumah dan yang lain, termasuk memandikan adiknya. Semua itu ia lakukan karena ia tidak ingin menambah pekerjaan untuk neneknya.

“Sampai rumah masih masak sama ngerjain yang lain. Biar nenek nggak capek lagi,” sambungnya lagi.

Meski kehidupan mereka pas-pasan, tak menyurutkan niat Florentina untuk menggantungkan cita-citanya sebagai seorang dokter.

“Mau jadi dokter, biar bisa merawat nenek sama adik,” sebutnya dengan wajah tertunduk.

“Tapi cita-cita itu seakan-akan mengganjal niatnya, karena dia sayang sama adiknya Horas Simarmata, dia ngga mau meninggalin adiknya sendiri dirumah, kalau nanti aku sekolah siapa yang jaga dia,” sembari menangis.

Ia dilema antara melanjutkan cita-cita dan kasih sayangnya sama adiknya yang tak mau ditinggalkannya bila kelak ia melanjut ke SMA.

Floren yang terbilang pintar di kelas. Sebab selama ini ia selalu mendapatkan rangking 10 besar.

Mendengar hal itu, Janner Simarmata, Ketua Umum Generasi Muda Simataraja sudah mencoba mendiskusikan dengan teman-teman dan Sekjen Generasi Muda Simataraja, Gidion Manik yang saat ini sedang berada di kota Bandung.

Bahkan sudah memposting berita si Floren ke facebook Punguan Simataraja Simarmata tanggapan pun beragam, intinya semua meminta agar memberikan bantuan dan dukungan untuk memperingan kehidupan Florentina.

“Benar, berita Floren sudah kita posting di facebook, beberapa anggota sudah ada yang memberikan donasi untuk membantu ia,” ucap Gidion.

Hingga kini, kami masih berusaha untuk mencari nomor kontak bapak Camat, bapak Kepala Desa dan Sekdesnya, “kami mau koordinasi dengan pemerintah setempat agar dapat memperhatikan si Floren, “sambung Sekjen Generasi Muda Simataraja ini.

Hal senada disampaikan Janner Simarmata, Pemerintah Daerah harus turun langsung ke kediaman adek kami ini, karena ini adalah tugas pemerintah, kalau bisa bapak Bupati Simalungun juga harus turun tangan untuk melihat kondisi masyarakatnya, dan SKPD-SKPD terkait juga, karena banyak masalah disini, mulai dari kehidupan sosial dan kemiskinan.

Generasi Muda Simataraja akan melakukan komunikasi dengan punguan-punguan terkait hal ini.

“Jannerjuga meminta kepada punguan Simataraja Simarmata, agar memasukkan program ini sebagai bagian dari program kerja punguan, apalagi dibulan Agustus nanti akan menyelenggarakan Musyawarah Besar di Pematanggsiantar,”tutupnya.

Bagi saudara/i yang ingin memberikan donasi kepada adik kami Florentina Simarmata dapat mengirimkannya melalui:
A/N. Forum Generasi Muda Simataraja
Bank BTN BATARA
Nomor Rekening 00374-01-50-001169-7
Kode Referensi 200

CP. Janner Raja Simarmata
[WA] 0813 9680 7167
[FB] Punguan Simataraja Simarmata
[FP] SIMARMATA.or.id

Janner Simarmata

Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom. (C.SP., C.BMC., C.DMP., C.PI., C.PKIR., C.SF., C.PDM., C.SEM., C.COM., C.SI., C.SY., C.STMI INT'l., CBPA., C.WI.) Humas DPP Punguan Pomparan Ompu Simataraja Raja Simarmata Dohot Boruna Se Indonesia, di mana sebelumnya adalah Ketua Bidang Infokom DPP diperiode kepengurusan tahun 2008-2012, 2012-2016 dan 2016-2023. Dia juga yang mengelola website SIMARMATA.OR.ID sejak tahun 2008-2022, kini diangkat menjadi Dewan Pakar DPP.

Artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button