Terjadi Senggolan, Anggota Dewan Siantar Bersikap Arogansi Kepada Seorang Ibu
Pematangsiantar, SIMARMATA.or.id – Seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pematangsiantar, Robby Tambunan, dituding telah bertindak arogan terhadap warga karena adanya insiden senggolan antara mobilnya dengan sepeda motor warga di Jalan Sutomo, Kota Pematangsiantar, kemarin malam Minggu (03/04/2016).
Berdasarkan keterangan dari suami korban Marulam Simarmata yang memiliki pekerjaan sebagai Kepala Biro (Kabiro) Humas USI, kejadian berawal ketika istrinya baru pulang dari Rumah Sakit setelah menjenguk saudaranya yang sedang sakit.
“Kejadianya semalam sekitar pukul 9 malam di depan Cafe Evony. Kami searah, dia mau parkir ke arah Evony itu, saya mau lurus, akhirnya senggolan lah sepeda motorku dengan mobilnya. Saya terpental, tangan saya luka. Tapi dia membentak-bentak saya dan menyandera saya selama dua jam lebih,” ujar Roma Pardosi di Universitas Simalungun, Senin (4/4/2016).
Saat itu, Ia melihat Robby sedang bersama seorang wanita dan temannya seorang pria, langsung turun dan membentak Roma. Karena terpojok, akhirnya Roma mengaku salah.
“Kendaraan saya mengenai mobilnya, saya terlempar ke kiri, nah langsung turun dia sama kawannya itu, karena aku sendiri engga berani aku melawannya, akhirnya aku lah yang bilang salah,” sebutnya.
Menurut Roma, Robby meminta ganti rugi atas spion mobil yang rusak senilai Rp 2,5 juta. “Katanya mobil mewah ini, mobil mahal ini,” cerita Roma.
Karena saat itu Roma tidak membawa uang, Ia pun meminta agar pulang dahulu ke rumah dan mengambil uang. “Ku bilang aku hanya ada uang Rp 500 ribu, itupun di rumah ku ambillah dulu ke rumah,” katanya mengulangi kejadian itu.
Namun, Robby tidak percaya malah menahan Roma dan terus menuntut Roma agar membayar uang tersebut. “Masa cuma Rp 500 ribu, terus kata dia sini SIM atau KTP mu, kalau engga ku tahan kereta ini, kalau perlu saya tahan kereta ini,” kata Roma menirukan ucapan dari Robby.
Namun, yang membuat Roma tidak terima ketika Robby mengucapkan kata – kata yang dianggap Roma menyakiti hatinya. “Yang bikin aku sakit hati, kata dia tadi kalau memang saya salah saya akan lari tadi, inikan saya tidak salah, kalau perlu saya tahan kereta ini.
Kalau saya salah tadi, kereta barupun hari ini minta sama nyawa kakak bisa saya bayar 5 ikat hari ini, memang kami orang miskin tapi janganlah dibilangnya begitu, sakit kali hati ku dengarnya,” cerita Roma sambil tersendu.
Beruntung teman Roma yang sedang lewat berhenti dan menemani Roma, dan akhirnya menelepon suami Roma. Memang kejadiannya sekitar Jam 9 malam, nah kira-kira jam 10 malam ditelepon suamiku,” katanya.
Roma yang mengalami luka pada bagian kelingking kanannya akhirnya bisa dibawa ke rumah sakit setelah Suami dan Abangnya datang ketempat tersebut. “Sampai datang suami dan abang saya baru diantar saya ke rumah sakit,” ucapnya.
Sebenarnya, Roma tidak ingin mempermasalahkan hal tersebut namun dia sangat miris melihat tingkah laku dari salah seorang pejabat yang arogan. “Kenapa harus begitu selaku dewan, harusnya kalau aku memang salah engga kayak gitulah caranya, lagian juga belum tentu aku yang salah, sama bahasanya yang bilang 5 ikat itunya yang bikin aku sakit hati,” ucapnya. (tom/het/tri)