Sudahi Perdebatan Halal-Haram Muslim Ucapkan Natal
Jakarta, SIMARMATA.or.id – Perdebatan haram-tidaknya mengucapkan selamat Natal kepada kaum Nasrani menjadi perdebatan yang cukup memprihatinkan di Indonesia. Bahkan, untuk mencari jawaban dari dua pertanyaan itu, tak jarang para tokoh agama tersulut emosi saat berdebat.
Bukan hanya itu, masyarakat khususnya sejumlah pihak kerap membawa persoalan ini ke arah yang serius. Melihat kondisi ini, Musni Umar selaku sosiolog menilai seharusnya semua pihak menyudahi perdebatan tersebut.
“Bagi saya seorang sosiolog, mengucapkan selamat Natal ya bentuk hormat dan menghargai agama orang lain,” kata Musni di Jakarta, Selasa (22/12).
Menurutnya ada alasan tertentu kenapa segelintir orang menganggap ucapan selamat Natal haram. Salah satunya, jika seorang muslim mengucapkan selamat Natal, maka secara tidak langsung orang tersebut mengakui kalau Isa Al Masih adalah Tuhan.
Sementara, bagi umat Islam sendiri, Isa Al Masih merupakan salah satu nabi. Hal ini lah yang menjadi dalil sejumlah pihak menganggap ucapan selamat Natal kepada kaum Kristen/Protestan menjadi haram hukumnya.
“Kalau dari sisi ideologi atau agama kalau mengucapkan artinya mengakui Nabi Isa itu Tuhan,” ujarnya.
Di sisi lain, Musni sepakat kalau mengucapkan selamat Natal bukan berarti menistakan agama sendiri. Sebagai pemeluk agama Islam, dia berprinsip ucapan selamat Natal merupakan bentuk toleransi terhadap agama lain.
“Kalau saya sendiri sepakat, ucapan selamat Natal bentuk rasa hormat. Tergantung dari sisi mana kita melihatnya, semakin kita melihat ideologi agama maka kita tidak akan mau mengucapkan selamat Natal,” jelas dia.
Musni mengatakan persoalan haram-halalnya mengucapkan selamat Natal justru lebih banyak dipersoalkan oleh sebagian masyarakat kalangan menengah ke bawah. Namun, bagi masyarakat menengah ke atas termasuk pihak berpendidikan tinggi hal ini bukan masalah yang harus dianggap serius.
“Kalau buat masyarakat kalangan yang berpendidikan tinggi sebenarnya mengucapkan selamat Natal tidak menjadi masalah. Justru mereka yang berpendidikan bawah mempermasalahkan ini,” tegasnya.
Meski sebagian orang mempermasalahkan hal itu, Musni mengaku tidak sungkan mengucapkan selamat Natal kepada sahabatnya sendiri. Dia menolak ikut terlibat dalam persoalan tersebut. Baginya, ucapan selamat Natal bukan berarti ikut dalam perayaan hari besar umat Kristen tersebut.
“Teman saya banyak yang Nasrani, tapi saya tetap mengucapkan selamat kepada mereka,” pungkas dia. (jms/mer)