Berita Samosir

Rizal Ramli: Masyarakat Sumut Perlu Senyum

Jakarta SIMARMATA.or.id – Menko Maritim dan Energi Dr.Rizal Ramli menegaskan, sebagai salah satu upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke Indonesia, pemerintah akan mengembangkan 10 obyek wisata. Antara lain, Candi Borobudur (Yogyakarta), kawasan Danau Toba (Sumut) dan Bromo (Jawa Tengah).

Khusus untuk Sumut, Badan Otorita Obyek Wisata Kawasan Danau Toba akan segera dibentuk yang berfungsi sebagai pengelola dan mengembangkannya, sehingga mendatangkan devisa bagi negara serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Badan Pengelola Obyek Wisata Danau Toba, kini sedang disiapkan” kata Rizal Ramli, ketika menerima audiensi Pengurus Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) Kamis (19/11) di kantornya, gedung BPPT, Jakarta.

Delegasi yang dipimpin Ketua Umum YPDT Drs Maruap Siahaan itu, turut dihadiri Pembina dan Pengawas YPDT antara lain, Dr Payaman Simanjuntak, Prof Dr Otto Hasibuan SH MM (Kuasa Bidang Hukum Menko Maritim dan Energi), Prof KT Sirait, Laksma (Purn) Bonar Simangunsong, Dr Maurits Pasaribu, Haposan Silalahi, Elisa Lbn.Toruan, Jerry F.Sirait, Andaru Sanyoto (Sekum YPDT), Mardi Sinaga, Toga Siahaan, Joe Marbun dan lainnya.

Rizal membenarkan, jumlah wisatawan di Indonesia tahun ini hanya sekitar 10 juta orang, akan ditingkatkan menjadi 20 juta orang pertahun.

Devisa yang diperoleh Indonesia dari sektor wisata hanya sekitar 10 miliar dolar tahun ini, sehingga akan ditingkatkan menjadi 20 miliar dolar per tahun dalam kurun waktu 5 tahun ke depan.

Pemerintah ingin membangun sektor pariwisata, karena sumber devisa negara terdepan pada masa mendatang adalah sektor pariwisata, selain energi.

Dirinya tertarik untuk pengembangan kawasan Danau Toba karena danaunya indah dan pantainya bagus. Selain itu, terdapat historis terjadinya ledakan besar ribuan tahun lalu, sebagai cikal bakal terjadinya Danau Toba.

“Jadi dunia wisata bisa berkembang, tidak hanya karena danaunya indah dan pantainya bagus. Masih perlu daya tarik lain, seperti Geopark,” kata Rizal Ramli, sembari menambahkan pemerintah ingin menjadikan kawasan Danau Toba dijuluki : “The Monaco Of ASEAN”.

Untuk mewujudkan hal itu, perlu ada strategi yang harus dilakukan semua pihak, pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan masyarakat secara keseluruhan.

Terkait sarana pendukung, pemerintah akan membangun infrastruktur, seperti jalan tol Medan-Tebingtinggi dan memperluas lapangan terbang Sibisa , Tobasa.
Selain itu, Menko juga mengharapkan agar jalan arteri Medan-Tebingtinggi-P Siantar diperlebar.

PERLU DUKUNGAN DAN SENYUM MASYARAKAT

“Saya harapkan, masyarakat mendukungnya,” ujar Rizal Ramli sambil meminta agar perilaku sebagian besar masyarakat Sumut juga diubah untuk menyambut kedatangan para turis, baik lokal, nasional maupun internasional.

Menteri mengakui, bahwa karakter secara keseluruhan masyarakat Sumut sesungguhnya baik, tetapi banyak yang tidak bisa senyum kalau menghadapi para turis, terutama turis mancanegara.

Ketua Umum YPDT Drs Maruap Siahaan mengemukakan, Yayasan yang dipimpinnya mendukung program pemerintah ini. Hal yang sama juga disampaikan Payaman Simanjuntak.

“Kita mendukung program pemerintah, dan siap melakukan dan memberikan hal-hal yang diperlukan untuk mewujudkannya, termasuk fasilitas yang kita miliki,” kata Maruap Siahaan.

SOLUSI PERMASALAHAN

Maurits Pasaribu, dalam kesempatan itu memaparkan pemikiran YPDT tentang percepatan Pengembangan Kawasan Danau Toba, seperti potensi dan kawasan Danau Toba, keinginan masyarakat, permasalahan, akar permasalahan serta usul pemecahan masalah.

Menurut Maurits, ada beberapa akar permasalahan pengembangan kawasan Danau Toba.

Pertama, investasi yang rendah dalam pembangunan jaringan infrastruktur kewilayah Kawasan Danau Toba (KDT) dan antara kawasan dalam KDT.

Kedua, penataan perumahan dan kawasan wisata kurang terencana dan terpadu. Ketiga, penyediaan utilitas pendukung perumahan dan wisata terbatas.

Keempat, pendapatan asli daerah dan kemampuan fiskal pemda rendah. Kelima, kerjasama antar kabupaten kurang intensif dan keenam, pengembangan produk wisata dan SDM pendukung kurang intensif.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, YPDT mengusulkan supaya disusun rencana pembangunan terpadu kawasan, peningkatan dan percepatan pembangunan jalan bebas hambatan (Toll) dari Bandara Kuala Namu ke Kawasan Danau Toba, jalan lingkar luar dan dalam Pulau Samosir, peningkatan lapangan terbang Silangit dan peningkatan konektifitas antar kawasan/kota dalam KDT.

Selain itu, juga penataan Sumber Daya Air (SDA), penataan kawasan budidaya untuk perbaikan kualitas air, penataan kawasan wisata yang ada dengan kaidah-kaidah tata ruang dan tata bangunan ,dan pengembangan kawasan-kawasan wisata modern.

Selain itu, tak kalah penting pula penataan kawasan Geopark dan pembentukan Badan Pengelola.
Sumber: Harian SIB

Janner Simarmata

Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom. (C.SP., C.BMC., C.DMP., C.PI., C.PKIR., C.SF., C.PDM., C.SEM., C.COM., C.SI., C.SY., C.STMI INT'l., CBPA., C.WI.) Humas DPP Punguan Pomparan Ompu Simataraja Raja Simarmata Dohot Boruna Se Indonesia, di mana sebelumnya adalah Ketua Bidang Infokom DPP diperiode kepengurusan tahun 2008-2012, 2012-2016 dan 2016-2023. Dia juga yang mengelola website SIMARMATA.OR.ID sejak tahun 2008-2022, kini diangkat menjadi Dewan Pakar DPP.

Artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button