Seminar Kedaulatan Pangan di Tanah Batak
hkbp.or.id-Ambarita, Samosir. Mengantisipasi kekuatiran akan krisis pangan yang mengancam dunia, khususnya Tanah Batak, maka HKBP melaksanakan seminar tentang kedaulatan pangan di tanah Batak pada Selasa (14/4) bertempat di Sopo Toba Hotel Ambarita, Samosir. Kegiatan ini dibuka dalam ibadah oleh Ephorus HKBP Pdt Willem TP Simarmata,MA. Ibadah dilayani oleh Pdt Tulusni Siburian,STh sebagai liturgis dan Pdt Eden Ramses Siahaan,STh sebagai pengkhotbah.
Hadir dalam kegiatan ini masyarakat petani dari kabupaten-kabupaten di sekitar Danau Toba, pelayan penuh waktu HKBP, Praeses HKBP Distrik VII Samosir Pdt Debora P Sinaga,MTh, pelaksana Praeses HKBP Distrik III Humbang Hasundutan Pdt Games Purba,STh, unsur pemerintah kabupaten Samosir yakni Wakil Bupati Drs Rapidin Simbolon,MM, Ketua DPRD Kabupaten Samosir Rismawati Simarmata, perwakilan UEM Saurlin Siagian, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta akademisi, Rektor Universitas HKBP Nommensen Dr Ir Sabam Malau.
Pdt. Timbul Sitanggang,MTh dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada peserta yang hadir sebagai wujud kepedulian bersama memikirkan tentang kedaulatan pangan di Tanah Batak. Demikian juga dengan Praeses Samosir yang mewakili peserta menyambut baik atas dilaksanakannya kegiatan ini karena sangat aktual dengan pengalaman masyarakat Samosir yang selalu mengalami gagal panen.
Sementara itu, Wakil Bupati Samosir mengungkapkan beberapa hal yang dibutuhkan dalam upaya berdaulat pangan yakni: pengairan, berani membuat terobosan, tampil sederhana, rendah hati, hemat dan rela berkorban untuk kebaikan banyak orang. Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt Drs Bihelman DF Sidabutar,STh,MM mengungkapkan, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya mengimplementasikan visi/misi HKBP Menjadi Berkat bagi Dunia.
Ephorus dalam kata pembukanya menyampaikan, dunia akan menghadapi krisis iklim, energi, terlebih krisis pangan. Menurutnya, kesuburan alam harus dibarengi dengan kompetensi manusia untuk mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Untuk itu, Simarmata menyarankan perlunya pola pertanian terpadu meliputi pelatihan, pemasaran dan lembaga pengendalian. Dengan demikian, produktivitas akan meningkat, tidak perlu bahan pangan dari luar dan taraf hidup masyarakat akan meningkat.
Seminar ini menghadirkan dua orang pembicara, yakni Prof Dr Ir Tualar Simarmata, dosen Universitas Padjajaran, Bandung yang membawakan topik Inovasi Teknologi Mewujudkan Tanah Batak Menjadi Lumbung Pangan dan Dr Ir Sabam Malau dengan topik Kopi Sebagai Komoditi Penggerak bukan Komoditi Unggulan. Seluruh kegiatan dimoderatori Saurlin Siagian.
Di penghujung kegiatan, seluruh peserta menghasilkan beberapa rekomendasi penting, yakni rekomendasi aksi, meminta kesediaan Prof Tualar Simarmata dan Dr Sabam Malau menjadi konsultan pembangunan ketahanan pangan di Samosir. Sementara itu, rekomendasi kebijakan adalah: pertama, merekomendasikan agar DPRD Samosir meningkatkan anggaran untuk pembangunan ketahanan dan kemandirian pangan di Samosir.
Kedua, Mendorong Pemerintah Kabupaten Samosir untuk menciptakan/memfasilitasi komoditi pendorong yang khas dari Samosir, khususnya kacang rondam yang berkualitas dan kopi khas Samosir. Ketiga, merekomendasikan agar DPRD Samosir meningkatkan budget untuk sektor pertanian. Kegiatan ini ditutup dalam doa oleh Kadep Diakonia dan seluruh peserta memperoleh sertifikat dari panitia. Peserta juga melakukan foto bersama sambil memegang poster Universitas HKBP Nommensen. Salam.