Indonesia Negara Penuh Dikotomi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sumber Daya Manusia Indonesia berada dalam dikotomi kesenjangan ekonomi.
“Saat ini pusat kemajuan di Indonesia tidak lagi diukur dari kaya atau miskin, tetapi dari pembangunan daerah tersebut seperti yang terjadi saat ini adalah kesenjangan antara Jakarta dan luar Jakarta, kesenjangan lain yang terjadi adalah antara daerah Jawa dan Luar Jawa,” kata Direktur Industri, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dr Ir Mesdin Kornelis Simarmata, dalam Rembug Nasional Dalam Rangka Merumuskan Konstruksi Dan Indikator Pembangunan Di Wilayah Perbatasan Pedalaman Pesisir Pulau-Pulau Kecil Dan Terluar, di Gedung Serbaguna Kementerian PPN, di Jalan Taman Suropati, Jakarta, Senin (27/4).
Dia memberi contoh bahwa beberapa masalah yang akan dibicarakan dalam Rembug Nasional yakni tentang kesenjangan kualitas dalam peluang mendapat pekerjaan.
“Tentunya saat ini dimana-mana kita akan selalu prihatin, banyak pemuda yang berpotensi untuk membuat atau meraih pekerjaan tetapi mereka tidak memiliki aksesibilitas ke pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka,” kata dia.
Rembug Nasional diarahkan dalam beberapa kategori Focus Group Discussion (FGD) yakni:
Pematangan Konstruksi dan inidikator pembangunan wilayah pedalaman, Pematangan Konstruksi dan inidikator pembangunan wilayah perbatasan, Pematangan Konstruksi dan inidikator pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau terluar.
Dalam kesempatan Rembug Nasional akan menghadirkan banyak pemateri antara lain akademisi dari beberapa perguruan tinggi yakni dari Univesitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Univesitas Tanjungpura (Pontianak), Universitas Hasanuddin (Makassar).
Mesdin menjelaskan bahwa ada pameran produk-produk makanana tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia yang diharapkan akan menjadikan patokan para pegiat pembangunan di desa mengerti role model, pameran foto, dan buku desa inspiratif.
“Saat ini penting bagi kita untuk melihat wujud nyata tentang role model yang akan kita paparkan baik dalam konsep akademis atau konsep barang jadi,” kata dia.