Kegiatan DPP Simarmata

Tugu Ompu Simataraja Raja Simarmata

Bona pasogit adalah tanah kelahiran, bona pasogit adalah kampung halaman, tempat ziarah, tempat perantau melabuhkan rindu. Bonapasogit pomparan Ompu Simataraja adalah tanah Simarmata, suatu Negeri di Pulau Samosir. Hal ini sudah berlangsung sejak lama, sejak puluhan bahkan ratusan tahun lampau ketika keturunan Simarmata masih dapat dihitung tanpa susah, ketika keturunan Simarmata masih punya hubungan kekerabatan yang erat dengan penghuni bona pasogit.

Hari berbilang bulan dan bulan berbilang tahun, waktu terus bergulir dan pomparan Simarmata sudah berserak ke “desa na ualu” ada yang sudah sekian generasi tinggal ditanah rantau sehingga sudah tidak mengetahui lagi akar hubungan kekerabatannya dengan keluarga di Bona pasogit, pengetahuan tentang ompu Simataraja pun sudah menipis atau bahkan sudah tidak punya sama sekali tapi masih konsekwen dan ingat untuk tetap mencantumkan marga Simarmata di belakang namanya. Bagi saudara seperti ini arti sebuah bonapasogit menjadi rancu, bila yang bersangkutan ingin melihat bonapasogitnya siapakah yang akan ditemui, apakah yang akan dilihat, sanak saudara tidak punya, tanah kenangan tidak ada sehingga sulit untuk menghadirkan rasa haru seperti bila dia melihat tanah kelahirannya sendiri. Saudara-saudara ini ada yang tinggal di tanah Karo, tanah Simalungun, tanah Deli dan Langkat, Humbang, Barus, Sibolga, Dairi dan Sipirok.

Pertimbangan inilah salah satu sebab mengapa begitu banyak tugu bertaburan disepanjang jalan bila kita melalui tanah batak.

Tugu adalah monumen yaitu alat pemersatu dan sebagai simbol leluhur marga juga untuk menegaskan bahwa pomparan ini bukan “mapultak sian bulu”. Dengan memiliki monumen seorang pomparan Simarmata tidak soal dari mana dia berasal, tanpa generasi moyangnya sudah pergi merantau meninggalkan bona pasogit dia tetap dapat berkata inilah leluhurku, akulah cucunya.

Untuk mewujudkan pendirian Tugu Ompu Simarmata dengan istrinya Ompu Lahatma bona Limbong Sihole, pada tanggal 28 Januari 1973 dibentuklah Panitia Tugu Ompu Simataraja Pusat di Medan dengan ketuanya MA. Simarmata gelar Vorsitter Simarmata ketika itu ditetapkanlah melalui Surat Perjanjian dan Pernyataan yang mewakili ketiga keterunan Ompu Simataraja bahwa tanah yang bernama Toguan akan menjadi tempat terdirinya tugu yang akan didirikan dan menjadi milik bersama pomparan Simataraja dohot boruna.

  • Apa Lassar Simarmata mewakili Halihi Raja anak pertama.
  • Apul Simarmata mewakili Dosi Raja sebagai anak kedua
  • Jakobus Simarmata mewakili Datuktuk Raja sebagai anak ketiga.

Sedangkan batas-batas dari tanah tempat tugu dimaksud adalah sebagai berikut:’

  1. Sebelah timur berbatasan dengan jalan Raya.
  2. Sebelah barat berbatasan dengan tepian pantai Danau Toba.
  3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Lumban Toguan.
  4. Sebelah utara berbatasan dengan Parit.

Pada tanggal 26 Januari dimulailah peletakan batu pertama tanda resminya dimulainya pembangunan tugu Ompu Simataraja. Cangkul diayun dan para pekerja pun mulai bekerja, tetapi di dalam perjalanan pembangunan tugu tersebut seperti pepatah tetua batak “Hau na jonok do masiososan”, di dalam pembangunan tugu Ompu Simataraja inipun ternyata ada banyak hambatan disengaja maupun tidak disengaja yang terlihat maupun yang tersamar. Ketidaksaling mengertian, kekurang komunikasian adalah diantaranya penyebab hambatan-hambatan tersebut.

Begitu panjangnya waktu yang ditempuh dalam menyelesaikan tugu tersebut yang bahkan mengalami pergantian panitia sebanyak tiga kali yaitu:

  • Vositter MA. Simarmata : Ketua Umum
  • Senang Simarmata : Ketua Umum
  • JF. Simarmata : Ketua Umum

Ada keringat, ada air mata ada kesabaran dan keuletan luar, biasanya para pekerja yang bernama panitia dan akhirnya setelah menunggu hampir 17 tahun lamanya berdirilah tugu dari sang leluhur menjulang tinggi sejauh 17 meter itu berarti seperti dijelaskan Bpk. JF. Simarmata kepada wartawan pesta peresmian tugu tersebut, dibutuhkan satu tahun untuk membangun satu meter tugu. Begitu lama? Tidak juga, sebab tiap meter tugu melambangkan panjang keuletan dan kesabaran daiam masa pembangunannya.

Pada tanggal 27 Juni 1990 sampai 1 Juli 1990 diadakanlah perhelatan besar untuk meresmikan tugu tersebut setelah sebelumnya dibentuk Panitia yang mewakili seluruh unsur dari pomparan Simataraja baik dari segi keturunan maupun dari segi tempat tinggal.

Kemeriahan pesta peresmian tugu tersebut dapat digambarkan seperti di laporkan oleh wartawan dalam tulisan pada Koran Sinar Indonesia baru.
Bertemu dengan semua keluarga dari satu keturunan Marga dalam semangat persatu paduan, terasa sangat nikmat sekali.

Datang dari segala penjuru tanah air bahkan dari luar negeri yang jumlahnya ribuan keluarga, mereka berkumpul di satu titik yakni di desa asal dimana dahulu kala nenek moyang bermukim, itulah yang sangat tidak ternilai harganya dengan kuasa pangkat dan uang.

Kenikmatan dan semangat kebersamaan seperti itulah yang sudah diraih dan dialami oleh beribu-ribu turunan Ompu Simarmata, ketika selama lima hari berpesta meresmikan tugu nenek moyang mereka di desa Simarmata, kecamatan Simanindo, Pulau Samosir Kabupaten Tapanuli Utara, Rabu tanggal 27 Juni 1990 sampai 1 Juli 1990.

Semuanya berpakaian adat, Soratali (ikat kepala) dari emas dan gelang model batak yang besar-besar pun dikeluarkan dari simpanan. Gondang dibunyikan bertalu talu, tor-tor pun diadakan bersama-sama beberapa ekor kerbau, lembu bahkan juga kuda dipotong untuk jamuan bersama, tidak ketinggalan ikan batak itulah puncak kemeriahan, kebersamaan yang juga telah dialami turunan Ompu Simataraja, hari Rabu sampai hari Minggu, 1 Juli 1990.”

Demikianlah kutipan dari Koran setempat yang menceritakan tentang kemeriahan pesta tersebut, selanjutnya sambutan dari Ketua Lembaga Sisingamangaraja yang hadir pada peresmian tersebut, masih dikutip dari harian yang sama melaporkan sebagai berikut :

“Nunga tangkas huida hami, namarlas niroha do hamu sadarion Mamestahon tugu ni Ompunta namamopar hamu Ima Ompu Simarmata”.

Dibahen hamu sada partanda Sian batu marsusun, rihit marlampis Sai marsusun ma antong di hamu dos ni roha Marlampis hagabeon, marlampis nang hamoraon Dohot hasangapon di hamu tu joloan on.

Sai manghirap ma sian na dao
Manjou sian na donok
Haliaton ni hasangapon, haliaton ni hagabean,
Hamoraon dohot hamajuon di hamu tu joloan on
Asa dapot songon nidok ni Umpasa :

Tangki do galang, garingging jala garege
Tubu ma anak partahi jala ulubalang
Dipomparan ni Raja Simarmata
Naso olo talu, na so olo mandele.

Ansium panorusi, gundur pangalambohi
Songon miak-miak ni haia, dituturi di dampoli.
Jumpa ma anak na marsahala dohot boru na uli lagu
Tuak ma di abaramuna, hasahatan ni pasu-pasu
Anak na olo tu jolo, na olo si ihuttonon
Na boi membahen marsada, sipadao parguluton.

Sahata ma hamu tu dolok, sahata tu toruan songon lote andolok, masi jou jou

Adongna lobi hurang, denggan ma hamu masianjuan molo adong na gale di tonga-tongamuna denggan ma hamu masiurupan.

Masiamin-aminan ma hamu songon lampak ni gaol
Masitungkol-tungkolan songon suhat di robean
Na denggani rap ma hamu manghaol
Asa dapot parsaulian dohot hamajuon

Antong sai martanda ma pestanta on songon adian Marsipatuduan songon dalan Tudu-tudu tu hahorason, tudu-tudu tu hagabeon Horas ma hamu na hugabei hami Tu hipasna ma harm na manggabei.

Antong sauduran ma hita sude halak Batak mangido pasu-pasu sian Tuhan

Asa matorop jala gabe bangso on
Marsangap jala maduma
Di tonga-tonga ni bangsonta bangsa Indonesia
Asa sonang tahe sude, na gabe tujuluan

Data Tugu Ompu Simataraja Raja Simarmata

Tinggi : 17 meter
Pada puncak tugu terdapat “tatuan” yaitu sejenis piring yang terbuat dari kayu dan mempunyai “kaki” semacam penyangga. Dengan tatuan ni pada masa dulu keluarga Batak makan bersama. Pada model tatuan dipuncak tugu tersebut tidak lupa nasi putih.

Tatuan berisi nasi putih ini menggambarkan-menyimbolkan “Pomparan Simataraja” adalah sapanganan, sisada roha.

Teks yang terdapat pada prasasti dan Piagam

TONA HANGOLUAN
Sada ma hamu tu dolok tu toruan di desa na ualu. Denggan mahamu marsi urup urupan, marsi iring-iringan marsi olo-oloan
Balintang ma pagabe na tinabo taboan
Arimu ma gabe ala olo hamu marsi olo-oloan, marsitungkol tungkolan.

PODA TU HAMU ANAK KU
Hamu anakku na tolu,
Marsijou jouan ma hamu
Jala rap ma hamu sapanganan
Sian tatuan na hutinggalhon, i,
Di bagasan sada ni roha.

Kini tugu kebanggaan seluruh pomparan Ompu Simataraja sudah berdiri tegak di sebuah negeri Simarmata bernama Toguan ditepi pantai Danau Toba, seolah melambai memanggil pulang anak cucunya untuk membangun bonapasogit tercinta, seolah mengulurkan tangan menyambut kedatangan “pomparan”nya dan berkata; “Cucuku kusegarkan jiwa mu lewat elusan angin dan pelukan sejuk udara tanah Simarmata ini, kubersihkan ragamu lewat air danau nan biru tempat aku bermain dulu.”

Cucu-cucuku aku adalah leluhurmu, Simataraja dan Ompu Lahatma boru Limbang Sihole
Tugu ini adalah pemersatu, bagimu keturunanku
Tugu ini adalah tempat ziarah, bagi kamu yang lelah
Tugu ini adalah mata air bagi kamu yang rindu.
Sumber: Torsa-Torsa Simataraja

Janner Simarmata

Dr. Janner Simarmata, S.T., M.Kom. (C.SP., C.BMC., C.DMP., C.PI., C.PKIR., C.SF., C.PDM., C.SEM., C.COM., C.SI., C.SY., C.STMI INT'l., CBPA., C.WI.) Humas DPP Punguan Pomparan Ompu Simataraja Raja Simarmata Dohot Boruna Se Indonesia, di mana sebelumnya adalah Ketua Bidang Infokom DPP diperiode kepengurusan tahun 2008-2012, 2012-2016 dan 2016-2023. Dia juga yang mengelola website SIMARMATA.OR.ID sejak tahun 2008-2022, kini diangkat menjadi Dewan Pakar DPP.

Artikel terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Back to top button