Menjaga Nama Besar (Simarmata) di Dunia Maya agar tetap Eksis
Kehadiran internet tidak hanya mempermudah untuk mengakses berbagai informasi. Lewat internet kita juga bisa mendapatkan banyak teman dan menjalin persahabatan. Berkomunikasi lewat dunia maya baik lewat chatting email situs komunitas atau blog merupakan sebuah media yang mempermudah kita untuk menjangkau sesuatu, seperti jarak (space) dan lokasi (place).
“Dunia maya bukan dunia nyata, apa maksudnya? Ketika kita masuk keranah dunia maya maka kita menjadi pribadi yang berbeda, perbedaan disini hanya masalah kita berinteraksi dan berkomunikasi karena kita dihadapkan dengan komputer dan internet, sehingga mau tidak mau akan menciptakan realitas yang berbeda dibandingkan dengan “face-to-face” di dunia nyata, dan sangat mungkin kita akan hadir dengan moralitas yang berbeda pula, bahkan bisa menjadi konflik opini karena misinformasi, misrepresentasi, misinferensi dan miskomunikasi”.
Kebebasan adalah ciri dari dunia maya
“Kebebasan yang dimaksud penulis disini adalah bukan kebebasan berpendapat, atau kebebasan berunek-unek ria, karena semua telah diatur oleh Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU ITE Nomor 11/2008). Kebebasan janganlah menghilangkan identitas atau bahkan merusak marga sendiri, coba kita renungkan begitu indahnya nama itu tapi kini telah berembrio bahkan dengan menggunakan istilah sekarang yaitu chibi-chibi atau alai“.
Berikut ini adalah data penelusuran saya mengenai marga Simarmata yang berubah diinternet: ximarmatha, cimarmata, chimarmata, xhimarmata, shemarmata, shemarmatha, smart, cemarmatha, chemarmata, xiemarmata, C’marmata simalolong bahkan masih banyak lagi, berikut ini adalah salah satu contohnya (https://www.google.com/#q=chemarmata)
“Setahun yang lalu penulis pernah mengangkat tentang hal ini digrup, tapi beberapa diantaranya ada yang kontra dengan alasan yang menurut mereka itu adalah benar, /inikan dunia maya/, /dunia mayakan bebas/, /siapa yang melarang/, ya..ya..ya..kan sudah saya katakan “Kebebasan adalah ciri dari dunia maya”, tapi bukan seenaknya harus merubah marga, yang menurut mereka mungkin keren, mantap, gaul dan apalah namanya, karena mereka tidak tahu bahwa jutaan orang akan membacanya, bahkan ada juga yang memberikan alasan untuk pembelaan diri dengan mengatakan yang penting aku “tetap Simarmata”, hehehe (pikirku masalahnya bukan disitu)”.
Sebagai generasi muda simarmata tidak salah mengajak untuk memperbaikinya, karena ini merupakan tanggungjwab kita bersama, sejalan dengan Tujuan Forgemsi:
1. Melestarikan Moral Luhur, Adat dan Budaya
2. Mempererat Persatuan dan Persaudaraan Semarga
3. Mengembangkan Tradisi Menyandang Marga di Belakang Nama semua anak dan Keturunan demi tetap mempertahankan identitas keturunan marga Simarmata sampai akhir hayat.